Saturday, October 27, 2012

100 Muslim Tengger Salat Ied di Ketinggian 2.000 M

Posted by Erfin Syafrizal On 16:34 0 comments

100 Muslim Tengger Salat Ied di Ketinggian 2.000 M


TEMPO.CO , Lumajang: Tidak kurang dari 100 muslim Tengger menunaikan salat Idul Adha di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang Jawa Timur, Jumat pagi, 26 Oktober 2012. Salat Idul Adha itu diselenggarakan di Masjid Al Hidayah, Dusun Bakalan, yang berada di ketinggian lebih dari 2.000 meter.

Ustadz Didin Pratanto, seorang pendakwah yang sehari-harinya membimbing muslim  Tengger menunaikan ibadah, kepada Tempo, Jumat siang mengatakan, masjid itu penuh dengan sekitar 100 jamaah yang ikut menunaikan salat Idul Adha. "Mereka cukup antusias mengikuti salat Ied," kata Didin dihubungi Tempo.

Salat Ied langsung diteruskan dengan penyembelihan hewan kurban berupa kambing dan sapi. "Ada dua sapi dan empat kambing," kata Didin.

Warga muslim Tengger yang melaksanakan salat Ied di Masjid Al Hidayah ini berasal dari empat dusun dari Desa Argosari yakni Dusun Bakalan, Dusun Pusung Duwur, Dusun Gedog, dan Dusun Argosari. Pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB, masjid yang di sekitarnya merupakan lahan sayur warga Tengger itu sudah dipenuhi warga muslim yang hendak menunaikan salat Ied.

Didin mengatakan, muslim Tengger banyak tersebar di daerah Kecamatan Senduro juga ikut merayakan hari raya kurban Jumat . Menurut Didin, daging kurban itu nantinya akan dibagi-bagikan warga suku Tengger. "Akan cukup untuk seratus lebih warga Tengger di empat dusun ini," kata Didin.

Dari empat kambing itu satu di antaranya merupakan akikah sehingga harus dimasak dan dibagikan dalam kondisi matang dan siap makan. "Dibikin sate dan gule," kata Didin. Karena itu, pihaknya harus mendatangkan koki dari kota untuk memasak di Argosari."

Desa Argosari yang berada di kaki Gunung Semeru merupakan satu dari 40-an perkampungan suku Tengger di empat wilayah kabupaten yakni Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, dan Malang. Sebagian warga di sana menganut Hindu secara turun temurun.

DAVID PRIYASIDHARTA

0 comments:

Post a Comment